Kamis, 16 Januari 2020

Anak Saya memiliki Hoby memukul apa yang harus saya lakukan

foto ilustrasi .hibunda.com


Oleh : Kak Pujianto

Salah satu tips mendidik anak adalah  dengan cara memberikan teladan, menurut Ir.Jarot wijanarko Pendiri The happy Holy Kids Edutaimen, dalam bukunya mengatakan “anak-anak adalah peniru ulung, anak akan mengucapkan apa yang dia dengar dan akan melakukan apa yang dia lihat.”
Jadi jangan heran dan bingung kalau suatu hari tiba-tiba anak anda berkata kasar  dan berlaku tidak sopan pada orang lain padahal anda tidak pernah mengajarinya, karena secara tidak sadar ternyata anda pernah melakuka tindakan yang kasar dan tidak sopan kepada pembantu atau suster dan di saksikan oleh anak anda. anak anda akan memelajarinya  dan akan melakukanya juga kepada orang lain atau justru kepada pembantu.
Suatu hari dalam seminar yang saya bawakan di HHK Center beberapa tahun yang lalu, seminar mini yang di khususkan untuk orang tua yang mengantar anak-anaknya melakukan kunjungan ke studio HHK saat itu, ada seorang ibu bertanya kepada saya ”Kak puji.anak saya berumur 15  bulan Belakangan ini  anak saya memiliki  hoby memukul, apa ada saran untuk menghentikanya?
Anak balita umur 13 sampai dengan 36 bulan pada umumnya memang suka memukul, karena itulah cara yang paling sering dilakukan anak untuk menunjukan agresivitasnya.  Apa lagi  bila selama ini banyak film bernuansa kekerasan yang di tontonya di televisi dan mulai menitukan adeganya, Tak heran jika anak merasa kesal, iya lantas mengungkapkanya lewat cara memukul.
Selain karena kemampuan bicaranya masih pas-pasan Balita 13 sampai dengan 36 bulan  memiliki faktor-faktor lain yang menjadi penyebab memiliki hoby memukul, yaitu sifat egosentris  alias masih melihat segala sesuatu dengan sudut pandang sendiri, sarana untuk cari perhatian, upaya membela diri, ataupun karena memiliki energi berlebihan namun bingung mencari  cara guna meluapkan energinya yang berlebihan itu
Saran saya adalah:
·         Cegah prilaku tersebut, saat anak mau memukul, orang tua harus segera menangkap tanganya, Lalu katakan “Stop!! Kamu tau kamu adalah anak baik dan memukul itu tindakan yang tidak baik, karena bisa menyakiti, jangan melakukan itu yah”

·         Beri batasan apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan saat bermain bersama teman-temanya

·         Jelaskan pula kalau ia menginginkan sesuatu yang ada di tangan temanya, mintalah secara baik-baik. Bukanya dengan mendorong atau memukul si teman. Demikian pula jika permainan itu harus antre menunggu giliran maka orang tua menjelaskan kepada anak bahwa dirinya pun harus masuk dalam antrean.

·         Jika anak tetap memukul, orangtua harus segera membawa anak pulang. Jangan menunggu sampai dia melakukannya yang ke 2-3 kali, baru orang tua bereaksi. Berlakulah konsisten.

·         Ajak anak berdialog,Jelaskan, dia boleh bermain mobil-mobilan lagi, asal dia berjanji tidak mengulangi lagi tindakan agresifnya. Cara ini lebih efektif daripada orangtua berteriak-teriak atau bahkan memukul anak.

·         Orang dewasa patut memberikan contoh pada anak, misalnya jangan sampai memotong antrean mobil di jalan, atau ketika berbaris mengambil makanan di acara pesta.

·         Jangan melakukan tindakan yang mirif dengan gerakan memukul, dan jangan biarkan anak anda menonton tontonan yang melakukan adegen memukul

Rabu, 15 Januari 2020

KELUARGA DAN SEKOLAH UNTUK ANAK-ANAK

Tantangan kedepan akan semakin berat, dasyatnya perkembangan digital dan media sosial anak-anak harus benar-banar di suport untuk terus fokus pada pendidikan, pada kemandirian dan karakter yang baik, pasalnya pengaruh dari dunia digital dan sosial media akan sangat dasyat, anak yang tak memiliki dasar yang kuat maka dengan mudah akan terpengaruh. Dimulai dari Keluarga, keluarga harus menjadi pusat terpenting untuk membekali, mendasari kehidupan mereka. setelah keluarga maka sekolah yang juga sangat berperan penting, ketika keluarga dan sekolah bisa menjadi menjadi sumber pendidikan yang baik maka saya percaya anak-anak akan lebih kuat dan mandiri menghadapi perubahan jaman. 

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...