Jumat, 03 Juni 2011

Pelatihan Guru TK dan PAUD bersama Kak Pujianto



Kira-kira pukul 09.12 menit baru saja di buka pelatihan dan wokshop untuk para pendidik dan guru-guru tk dimulai,diawali dari doa bersam menurut kepercayaan dan agama-masing masing.setelah itu disisipi games ringan, disusul dengan ceramah yang di bawakan oleh kak pujianto sealu pembicara seminar mengajar dengan creative, dengan penuh semangat dan sedikit bumbu kelucuan, kak puji menyampaikan betapa pentingnya menjadi guru yang creative, guru yang creative adalah dambaan setiap murid dan sekolah, ketika guru kreative maka akan menular kepada anak didiknya.


Lagu dan gerakan "Jalan Bersama " membuat pelatihan ini hidup dan suasanapun nampak seperti suasanan anak-anak di kelasnya. MUKA TEBAL HATI SUCI itulah moto yang seharusnya di miliki oleh semua pendidik, artinya jangan takut malu untuk mengajar anak karena di hati kita tersimpan ketulusan dan kejujuran untuk memberikan yang terbaik buat anak didiknya
 Lihatlah lenggak lenggok dan manja sang guru, betapa pentingnya pelatihan seperti ini karena setidaknya akan merubah setiap peserta yang adalah guru untuk tidak malu-malu, guru pemalu akan gagal saat menyampaikan pelajaran
 Kak Yudi pembicara yang membawakan sessie Alat peraga, dengan bangga memberikan materi bagaimana bahan-bahan bekas yang ada di sekeliling kita bisa di buat sebagai alat peraga

Seminar Parenting bersama: Ir JArot Wijanarko
 Sederhana, lucu namun mengena itulah yang dirasakan peserta seminar parenting yang dibawakan oleh direktur Pt Happy Holy Kids, kurang lebih 2 jam di tambah 30menit untuk sesie tanya jawab membuat peserta seminar puas "wah saya salah selama ini cara menididik anak" komentar dari ibu teti saat di tanya oleh wartawan ppg " selama ini saya main gebuk aja waktu marah,padahal amukan kita berpengaruh ke spikilogi anak saya" tambah  teti yang selalu ikut seminar seperti ini.
 Duduk di kursi anak-anak tak membuat para orang tua cape atau canggung, semangat untuk mengikuti seminar ini terus menggebu

 Pak jarot nampa serius ketia menyampaikan materi yang berkaitan dengan cara atau tips mendidik anak." anak saya dulu hampir gak naik kelas dan anak pertama suka gigit kuping temanya, namun hari ini semua anak saya mendapat beasiswa dari pemerintah singapur untuk bersekolah dii sekolah terbaik disana, bukan hanya itu saja dari biaya perjalanan pulang pergi, tempat tinggal sampai uang jajan pun di bayarin

Rabu, 01 Juni 2011

Mengajar dengan Creative

Berkembang pesatnya dunia Informasi dan teknologi sekolah sebagai institusi pendidikan di tuntut lebih kreatif, pasalnya ketika sekolah tidak kreatif maka dengan sendirinya sekolah akan di jauhi para orang tua yang akan menyekolahkan anaknya. banyak faktor - faktor pendukung agar sekolah menjadi kreatif. salah saunya adalah memiliki Guru yang Kreatif juga, selain peralatan, kegiata dan kurikulum yang bagus dan kreatif guru juga merupakan faktor yang sangat penting di sebuah sekolah. Para orang tua calon murid akan sangat-sangat memperhatikan bagaimana guru yang ada di sekolah pilihannya sebelum menyerahkan anak kesayanganya dididik. biasanya mereka akan melihat, bagaimana karakter gurunya, gurunya cerdas tidak, kreatif dan baikkah, bagaimana ketika memperlakukan muridnya. nah ketika guru didapati oleh orang tua tidak seperti yang di harapkan, maka orang tua tidak akan memasukan anaknya ke sekolah tersebut.maka gurulah faktor utama untuk kemajuan sekolahnya.

Bagaimana agar menjadi Guru yang Kreatif dan di sukai muridnya :
1. Guru harus suka belajar
loh udah jadi guru kok harus tetap belajar? belajar itu siapa saja, umur berapa saja, dan apapun jabatan atau setatusnya, guru yang suka belajar akan terlihat dari cara mengajar  murid dan berkomunikasi dengan orang lain. apa yang harus di pelajari seorang guru? Perkembangan media akhir-akhir ini, Pelajari materi-materi yang akan di sampaikan ke murid-muridnya misalnya bisa di kembangkan.belajar tknologi, komputer, internet, bahasa Ingris dll

2. Ikuti bermacam-macam pelatihan  dan workshop-workshop
 Jangan hanya mengejar sertifikat, namun kejarlah Ilmunya

3. Saling berkomunikasi dengan guru yang lain
Walaupun beda sekolah, jangan takut di bilang mencontek.

4. Jangan takut berkorban Untuk kemajuan dirninya.

Jadilah guru yang siap bersaing dengan kemajuan komunikasi.

 IKUTI, WORKSHOP dan PELATIHAN GURU SE- INDONESIA

 Tanggal 7 Juli 2011

Jumat, 25 Februari 2011

Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Belajar Anak? (konsultasi)

  PERTANYAAN
Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua orang anak. Anak saya yang pertama, perempuan kelas 3 SD dan yang kedua, laki-laki sudah sekolah TK-B.
Sungguh luar biasa kedua anak saya ini, yang pertama di sekolahnya ia masih sering ketinggalan pelajaran, karena terlambatnya membaca dan menulis. Sedangkan yang kedua pada usia 2 tahun dideteksi autis. Syukurlah anak saya yang kedua menunjukkan perkembangan yang luar biasa, karena penanganannya yang dilakukan sejak dini, sehingga kemampuan sosialisasinya sudah mengalami kemajuan yang sangat cepat sekali.
Dari kedua anak saya ini, terkadang saya sebagai ibu, merasa sangat lelah dan putus asa menghadapi kedua anak saya. Terutama anak saya yang pertama, karena hampir setiap hari saya selalu mendapatkan laporan dari sekolah mengenai keterlambatan anak saya mengikuti pelajaran di sekolah. Saya mengakui selama saya menerapi anak saya yang kedua, saya menjadi kurang memperhatikan anak saya yang pertama. Sehingga untuk mengatasinya, saya panggilkan guru privat. Tetapi tetap saja masih ada laporan dari guru. Saya jadi bingung menghadapi anak saya.
Jika saya sudah sangat lelah baik badan maupun pikiran saya, ketika menghadapi perilaku anak yang menjengkelkan, saya  selalu marah-marah kepada mereka.
Saya rasanya sudah tidak kuat dan saya merasa tidak ada ketenangan yang saya rasakan. Setiap hari terasa berat sekali beban yang saya rasakan. Saya ingin merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup saya, terutama bersama dengan keluarga. Namun bagaimana caranya, saya mohon saran dan bantuannya, bagaimana saya bisa lebih bahagia dalam menjalani hidup, dan bagaimana saya bisa mengatasi permasalahan dengan anak saya yang pertama. Saya takut dia akan terus tertinggal pelajarannya. Terima kasih atas bantuannya. (Ibu S)

JAWABAN
Yth Bu S
Dengan kondisi ibu saat ini, saya bisa memahami, betapa sulitnya membagi waktu, tenaga dan pikiran untuk anak-anak dan keluarga.
Kalau saya mencermati permasalahan ibu, saya menyimpulkan bahwa permasalahan ibu saat ini sebenarnya terletak di dua masalah utama.
Untuk itu, saya harap, saran-saran berikut ini dapat bermanfaat untuk meringankan beban ibu dalam pengasuhan anak:
Masalah 1: Tentang kondisi keterlambatan belajar si sulung
Pertanyaan berikut ini mungkin bisa dijadikan acuan untuk menemukan solusi yang praktis bagi si sulung, yaitu:
1. Bagaimanakah pola belajarnya selama di rumah? Apakah padat tanpa waktu bermain sehingga anak jenuh? Ataukah longgar tanpa disiplin waktu belajar yang disepakati sehingga anak lalai?
2. Sudahkah ditemukan informasi dari guru, guru les, termasuk anak ibu sendiri, apa yang menyebabkan belajarnya terhambat? Apakah factor guru, factor pelajaran, factor kejenuhan, factor ketegangan, factor gaya belajar yang kurang sesuai (misalnya anak lebih mudah belajar dengan cara praktek langsung, namun, dipaksa dengan cara menghafal)? Atau factor biologis (dalam hal ini: ada kemungkinan gangguan yang memang membutuhkan terapi khusus atau obat, yaitu dysleksia dan sejenisnya)?
3. Bagaimana metode ibu dalam menghadapi si sulung? Apakah dengan keras dan tegang? Atau sedikit timpang dari adiknya (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan akhirnya mencari perhatian dengan cara yang diketahui)?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, dapat dirangkum dalam 4 (empat) K, yaitu Kendalikan emosi (dengan memastikan terlebih dulu penyebab utama dari permasalahan anak, agar tidak salah perlakuan), Kerja sama (antar kedua orang tua dan anak), Komunikasi yang membangun (tidak menghakimi ataupun menegatifkan anak), dan Konsistensi (terhadap aturan main yang sudah disepakati bersama anak, misalnya jam main, jam belajar, dll)
Masalah 2: Tentang kondisi emosi ibu dalam peran sebagai orang tua.
Permasalahan merupakan bagian dari hidup. Dan justru dengan adanya masalah itulah, kita dapat bersyukur karena kita diberikan anugerah untuk memperjuangkan sesuatu, terutama demi keluarga.
Untuk itu, saya coba membantu dengan memberikan saran terkait dengan pembagian peran untuk mencapai kebahagiaan optimal, sebagai ibu, sebagai istri, maupun sebagai pribadi.
Dalam satu hari, kita memiliki 24 jam yang dapat kita gunakan, di mana rata-rata orang, pembagiannya waktunya sebagai berikut:
8 jam = Waktu Istirahat/ tidur (kualitas terbaik adalah 6 s/d 7 jam)
8 jam = Waktu Berkarya/ Bekerja sesuai tuntutan peran masing-masing (termasuk ibu rumah tangga)
8 jam = Waktu Pribadi (bersenang-senang, keluarga, teman, atau lain-lain)
Bila waktu kita lebih banyak:
a) Bekerja/ Berkarya dan Istirahat saja ( – Pribadi) ? kita akan mudah stress dan jenuh
b) Pribadi dan Istirahat saja ( – Berkarya) ? kita menyia-nyiakan waktu
c) Bekerja/ Berkarya dan Pribadi ( – Istirahat) ? kita mudah terkena penyakit dan tubuh kita akan mengalami kelelahan yang mengurangi efektitas segalanya
Dengan melihat pembagian waktu tersebut, saya mengasumsikan bahwa ibu terlalu menguras seluruh energi, pikiran dan tenaga ibu untuk berkarya sebagai ibu rumah tangga sehingga ibu mengalami kejenuhan dan tekanan.
Hal ini dapat ibu atasi dengan mengambil waktu luang yang benar-benar pribadi diri sendiri untuk refreshing sejenak, sehingga ibu akan siap kembali secara emosi menjalankan peran ibu dengan penuh syukur, bahwa ada anak-anak yang lucu, yang dapat ibu perjuangkan.
Karena anak adalah anugerah hidup bagi orang tua dan orang tua adalah malaikat pelindung bagi anak.
Demikian saran kami. Semoga bermanfaat bagi kebahagiaan keluarga ibu.

Salam sukses!
Tim Psikologi Anak
sumber : www.psikoanak.com

Tips Bermain Panggung Boneka

PENDAHULUAN
Di tengah-tengah maraknya dunia informasi  dan media  Panggung boneka masih menjadi hiburan anternatif bagi anak-anak  untuk menyampaikan pesan, baik pesan karakter, nilai agama ataupun pelajaran di sekolah.
Panggung boneka harus di bangkitkan dan digalakan khususnya di sekolah-sekolah atau pendidikan Usia dini, karena pertunjukan ini sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan yang di kemas lewat hiburan. Namun sebagai catatan team panggung boneka agar permainan menarik dan kena sasaran team harus mempersiapkanya dengan serius dan totalitas. Lalu apa saja yang harus di persiapkan:
PERSIAPAN MENJADI TEAM PANGGUNG BONEKA
  1. Persiapan Team/Para Pemain
Team atau pemain boneka harus di persiapan sebaik mukin agar hasilnya/permainanya menarik dan di sukai anak-anak, semua orang bisa memainkan panggung boneka, asalkan mau belajar dengan serius dan   tidak setengah-setengah dalam persiapan atau latian. Panggung boneka berbeda dengan Storyteling yang hanya di mainkan oleh satu orang, namun permainanya membutuhkan team yang kompak.
  1. Latihan Teknik permainan
Panggung boneka membutuhkan permainan yang menarik, bukan sekedar memainkan sebuah boneka namun harus memiliki trik yang jitu agar permainan menarik dan memuaskan anak-anak.
  1. Persiapan materi atau cerita/skenario: Cerita harus dibuat dengan baik dari tema, judul, tujuan sampai dengan penutupnya.
MEMBUAT PANGGUNG
Membuat Panggung boneka tidaklah terlalu sulit, panggung  bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di sekeliling kita atau  bisa dibeli di toko.
Apa saja  bahan-bahan  yang di gunakan:

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...