Jumat, 21 Februari 2014

Karakterisitik anak usia Dini



Karakterisitik anak usia Dini
Menjadi Guru Paud/TK wajAib mengerti tentang psikologi anak, setidaknya memahami sedikit saja agar bisa maksimal dalam menjalankan tugasnya menjadi guru.
Siapa anak usia dini  itu,  anak usia dini adalah anak yang berada pada  rentang usia 0 - 6 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, PAUD dan TK.
Anak usia dini memiliki karakterisitik yang meliputi seperti :
1.  Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2.  Merupakan ribadi yang unik
3.  Suka berfantasi dan berimajinasi
4. Masa paling potensial untuk belajar
5.  Menunjukkan sikap egosentris
6. Memiliki rentang daya akomodasi yang pendek
7. Bagian dari makhluk sosial
Selanjutnya kita akan melihat ciri-ciri perkembanganya :
I. CIRI – CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI 

  • Masa Bayi (0-2 tahun)
Masa bayi adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Periode ini juga dianggap periode vital karena masa ini merupakan masa pembentukan awal anak baik jasmani maupun mentalnya. Pada saat bayi lahir, kemampuan otak telah terbentuk selama dalam kandungan sekitar 50% dan kemampuan itu terus bertambah sampai dengan umur lima tahun. Pertumbuhan jasmani otak sangat bergantung kepada kodisi kesehatan.
Pada usia 1-3 bulan, aktivitas bayi dalam sehari semalam 75%, sedangkan 25% sisanya terdiri atas gerak spontan, makan, minum,reaksi negatif seperti menangis, dan keadaan samar-samar.
Pada usia 4-6 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam adalah tidur, sedangkan 50% lainnya diisi dengan aktivitas gerak spontan, makan-minum, reaksi negatif, bangun yang tenang, antara bangun dan tidur, dan bereksperimen.
Pada usia 7-10 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam tidur, 50% lainnya digunakan untuk aktivitas makan, minum, bangun yang tenang, reaksi negatif, antara bangun dan tidur, gerakan impulsif dan reaksi-reaksi lainnya. Beberapa perubahan aktivitas bayi pada bulan ke 10, anak sudah jarang menangis, menampilkan ekspresi muka yang lucu, dari merangkak mencoba belajar berdiri, berupaya menjangkau dan memegang benda sekitarnya dan memasukannya ke mulut, mulai belajar mengucapkan kata-kata untuk menyatakan pikiran dan perasaannya,
  • Anak kecil (2-3 tahun)
Ciri perkembangan penting pada masa anak kecil, ialah anak oleh karena telah mencapai kematangan dalam perkembangan motorik, seperti berjalan, belari,menggulingkan badannya, menangkap, melempar, memukul, menendang; dan juga mencapai kematangan dalam berbicara, maka anak mulai memasuki fase “membebaskan diri” dari dekapan ibu dan lingkungan perlakuan sebagai bayi. Dengan kematangan yang dicapai anak kecil mulai bereksplorasi dengan lingkungan fisik dan sosial. Apa saja yang ada disekitarnya ingin di pegang, dicari tahu apa, mengapa, bagaimana. Rasa ingin tahu (sense of curiosity) anak mulai tumbuh. Anak mulai mengembangkan hubungan sosial. Ia mulai ingin terlibat dalam aktivitas bermain dengan teman sebaya, walaupun belum intensif, cenderung bermain dengan aktivitas sendiri. Ia hanya senang berada di antara teman-temannya sambil mengamat-amati cara-cara dan aturan permainan. Dalam hal menggambar, tampak anak sekedar mencoret-coret saja sebagai awal dari masa menggambar sebenarnya.
Masa anak kecil adalah momentum awal bagi upaya melakukan pembimbingan secara intensif, sistematis, dan profesional bagi anak sebab pada masa inilah anak mulai mengembangkan kemampuan dalam simbol-simbol mental, berimaginasi, berbicara untuk berkomunikasi, menggambar, dan bermain.
Anak Pra Sekolah & Taman Kanak-kanak (4-6 tahun)
Ciri perkembangan penting pada usia 4-6 tahun dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak.
Kematangan dalam perkembangan berbagai aspek motorik, intelektual, emosional, sosial dan moral rata-rata anak usia 4-6 tahun, maka dikembangkan satu sistem pendidikan yang dikenal di TK. Prinsip pendidikan TK adalah mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual, emosional, moral, spiritual,dan sosial, memalui aktivitas bermain. Jadi aktivitas bermain merupakan kurikulum lokomotif bagi anak dalm proses belajar mengembangkan berbagai aspek kemampuan diri yang dimilikinya. Oleh karena itu pendidikan di TK sebenarnya berorientasi kepada pemantapan kemampuan motorik, pengembangan kemampuan intelektual, emosional dan kreativitas, serta peletakan dasar nilai-nilai moral dan disiplin pada anak melalui aktivitas bermain, sebagai persiapan memasuki pendidikan formal di Sekolah Dasar. Dengan demikian, bagi para guru dan pembimbing anak TK perlu memahami mengenai orientasi dan strategi utama dalam pembelajaran. Imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan adalah ciri utama aktivitas anak pada usia 4-6 tahun.
II. KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI
  • Kemampuan Kognitif Anak
Sesuai KBK-TK disebutkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah perolehan belajarnya. Menurut PIAGET menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sudah dirintis sejak kecil. Contohnya anak sudah dapat membedakan warna, binatang, beberapa benda hidup dan benda mati. Anak usia TK sudah bisa berhitung, mulai dari mengenal angka, mengukur, menghitung benda. Perkembangan kognisi anak menurut Piaget terletak pada tahap praoperasional. Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yg berkaitan dengan aktifitas fisik dan pengamatan sendiri.
  • Kemampuan Sosial – Emosional Anak
Pengembangan ini bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu bersosialisasidengan orang lain, menahan emosinya jika berada dalam suatu keadaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan anak. Pengembangan sosial anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya. Interaksi dengan keluarga sendiri dan orang lain juga akan menbantu anak membangun konsep dirinya. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran prilaku. Dengan belajar beberapa peran tersebut, anak dapat belajar mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak dilakukan.
  • Kemampuan Nilai Moral Agama Anak
Sesuai dengan KBK TK pengembangan kemampuan mengenal nilai dan moral agama bertujuan agar anak dapat mengenal penerapan tatacara beribadah atau berdoa sesuai agamanya, dan membiasakan mereka untuk hidup sesuai aturan agama, tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman anak TK.
  • Kemampuan Fisik Motorik Anak
Hafidin, dkk menguraikan bahwa untuk pengembangan kemampuan motorik kasar anak , guru terencana dapat mengajak anak untuk melakukan gerakan dan permainan serta keghiatan yang membantu meningkatkan perkembangan keterampilan. Kegiatan ini dapat diiringi musik atau irama. Termasuk dalam kegiatan ini adalah melompat, memanjat, melalui rintangan, berguling. Kegiatan permainan sebaiknya melibatkan seluruh kelompok anak dan membuat anak-anak bergerak.
  • Kemampuan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa anak TK masih jauh dari semprna. Namun demikian potensinya bisa dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan bahasa anak TK dapat ditumbuhkan dengan membacakan cerita, berita atau surat untuknya atau bermain tebak-tebakkan kata, mendongeng dengan alat peraga atau membuat pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab anak. Keterampilan berbahasa anak harus diasah sejak dini, anak dapat diarahkan untuk belajar menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
  • Kemampuan Seni Anak
Kemampuan kemampuan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan menghargai hasil seni.Aktivitas seni unyuk anak TK yang lain adalah kegiatan bermain musik, kegiatan bernyanyi, dan kegiatan menari. Bermain musik juga dapat meningkatkan koordinasi mata tangan dan keterampilan motorik anak.
III.KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELEGENCES)
  • Kecerdasan Linguistik
Adalah keberdasan dalam memperoleh kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Anak – anak yang versad dalam bidang ini akan senang bercerita, membaca dan atau menulis cerita atau puisi. Sebenarnya kecerdasan ini dapat meliputi empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun tak semua anak yang cerdas dalam kecerdasan linguistik ini menguasai keempat keterampilan tersebut.
  • Kecerdasan Logika Matematik
Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan  kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anak anak yang cerdas di bidang ini akan senang bertanya dajn ingin tahu segala hal yang berkaitan dengan peristiwa alam. Mereka juga senang berhitung dan mengerjakan hal hal yang berkaitan dengan angka-angka.
  • Kecerdasan Fisik (Kinestetik-Jasmani)
Adalah anak – anak yang sering tak dapat diam saat sedang duduk, makan, dan biasanya anak yang cerdas dibidang ini adalah anak yang sering dan senang bermain diluar. Mereka senang melompat, berlari, membuat sesuatu misalnya melukis. Beberapa anak yang cerdas di bidang ini menjadi atlet atau penari atau aktor yang baik. Anak – anak yang butuh dibidang ini butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak ayau meragakan sesuatu .
  •  Kecerdasan Visual Spasial
Anak – anak pada usia ini suka membangun dengan balok – balokLego atau melamun untuk menghasilkan sesuatu, seperti mesin atau bentuk bangunan yang indah. Anak yang memiliki kecerdasan visual adalah seorang anak yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan gambar di dalam fikirannya atau seorang anak dapat memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu jawaban dengan memvisualkan suatu gambar.      
  •  Kecerdasan Intrapersonal
Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampuan untuk berfikir secara reflektif, mengacu pada kesadaran reflektif menangani perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Anak yang cerdas dibidang ini sangat memahami dirinya sendiri, apa kelemahan dan kekurangannya dan sangat percaya diri.
  • Kecerdasan Interprasional (Antarpribadi)
Adalah kemampuan berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Anak – anak yang berbakat dibidang ini dapat memahami orang lain. Oleh sebab itu, anak yang cerdas dibidang ini dapat menjadi pemimpin teman-temanya karena ia dapat mengorganisir, dan pandai berkomunikasi dengan orang lain. Cara belajar terbaik anak – anak yang cerdas di bidang ini adalah dengan berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Secara umum kecerdasan ini menganggu pada keterampilan manusia, seperti keterampilan membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
  • Kecerdasan Musikal
Anak yang cerdas dibidang musikal senang bernyanyi, bersenandung , atau bersuil seorang diri. Jika mendengar suara musik anak akan menggerak-gerakkan tubuhnya mengikuti irama dan ikut bernyanyi. Ada pula anak yang cerdas dibidang ini dengan cara menunjukkan rasa apresiasi yang baik pada musik.
  • Kecerdasan Naturalis
Adalah anak yang mempunyai keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora atau fauna serta kepekaan terhadap fenomena alam. Anak – anak dekat bakat ini dapat menjadi seorang pencinta alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, mengumpulkan flora, fauna atau batu-batuan.
  • Kecerdasan Eksistensialis
Adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam hubungan dengan jangkauan kosmos terjauh, yang tak terhingga besar atau kecilnya, misalnya memahami makna hidup dan cinta pada manusia.

Daftar Pustaka :
Aisyah Siti. 2007. Modul Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka
Ali Nugraha dan Neny Ratnawati. 2003. Kiat Merangsang Kecerdasan Anak. Jakarta:
 Puspa Swara

Rabu, 05 Februari 2014

Hindari Memberi Label Balita “Cengeng”

Ilustrasi www.tempo.co.id


“Iya, ini anak cengeng banget!” kalimat ini justru membuat anak memakai tangisnya sebagai senjata untuk mendapatkan kemauannya. Di dalam benaknya akan tertancap label bahwa dia anak cengeng. Maka ketika dia mengalami kesulitan, dia hanya tahu satu cara mengatasinya, yaitu menangis.

Balita juga tidak pernah belajar mengutarakan keinginannya, pendapat atau menyelesaikan masalahnya dengan benar. Lalu apa yang bisa orangtua lakukan?
  • Perhatikan mana tangisan yang benar, dan mana yang pura-pura. Biasanya tangisan palsu tanpa air mata, berkepanjangan atau berlebihan. Misalnya dengan berteriak atau merusak.
  • Hadapi anak menangis dengan tenang, tidak berlebihan, tanyakan apa yang terjadi dan apa yang dia inginkan. Bila anak tantrum, diamkan sejenak. Biarkan dia meluapkan emosinya sebelum Anda ajak bicara. Yang terpenting, jangan pernah menyebut balita sebagai “Anak Cengeng.
 @ Ayah bunda

Selasa, 04 Februari 2014

10 POLA ASUH ANAK CERDAS

Kecerdasan anak hingga besar nanti dipengaruhi faktor lingkungan dan pola asuh yang diterimanya. Harus bagaimana agar ia tumbuh cerdas? Perhatikan 10 hal ini.

  1. Bebaskan anak mengeksplorasi lingkungan. Lingkungan menjadi sarana luas bagi anak untuk belajar tentang berbagai macam hal. Eksplorasi di alam memicu anak aktif bergerak juga meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap berbagai aspek kehidupan. Dorong anak mengeksplorasi lingkungan yang baru dikenalnya –misalnya sambil menyusuri sungai, ia belajar tentang sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.  
  2. Ikuti minat anak. Untuk menggali potensi luar biasa di dalam diri anak, beri dukungan penuh pada bidang-bidang yang disukai anak, kalau perlu ikut berlatih dan menjadi teman berlatih yang menyenangkan untuknya.
  3. Tuturkan pengetahuan tentang dunia dan isinya. Berikan anak fasilitas dan kesempatan untuk mengenal dunia beserta seluruh aspek kehidupan. Ini membuat anak berpandangan terbuka terhadap berbagai berbagai hal ‘baru’ sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
  4. Bacakan aneka buku pengetahuan secara rutin dengan suara yang keras dan intonasi yang benar. Selain menumbuhkan minat membaca anak, anak juga akan menyerap pengetahuan dari buku untuk menunjang minatnya. Kebiasaan membaca buku juga menanamkan ikatan batin antara Anda dan si kecil.
  5. Jadilah model yang baik. Anak akan meniru orang tuanya. Maka, orangtua wajib menjadi role model atau panutan terbaik bagi anak –dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Tunjukkan minat Anda untuk selalu belajar dan menemukan hal-hal baru yang menarik dan kreatif bersama anak. Tunjukkan dan terapkan pola hidup sehat. Tunjukkan pula sikap menghargai serta empati kepada setiap anggota keluarga, orang lain, serta mahkluk hidup lain.
  6. Seringlah bertanya kepada anak. Ajukan beberapa pertanyaan kepada anak yang akan memancingnya untuk memberi jawaban berupa penjelasan yang juga merangsangnya untuk adu argumentasi. Atau ajak dia berdiskusi. Anda dapat memulainya dengan menanyakan secara rinci seputar hal-hal yang ia minati atau yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, kembangkan untuk menggali jawaban dan pendapat anak terhadap berbagai hal.   
  7. Beri kesempatan mengambil keputusan. Membiasakan anak untuk mengambil keputusan akan melatih anak untuk belajar sebab-akibat serta tanggung jawab. Melatih anak untuk mengambil keputusan juga akan memicu anak untuk belajar berpikir analitis dengan merangkaikan hal-hal yang sudah dipelajari dan dipahaminya.
  8. Tingkatkan kesempatan bersosialisasi. Semua pengalaman emosional yang diperoleh anak akan mempengaruhi pembentukan jalinan antar sel-sel saraf pada otaknya. Anak butuh kesempatan bersosialisasi seluas-luasnya karena akan memperkaya pengalaman emosional anak, serta sarana untuk belajar mengekspresikan perasaannya. Semakin baik kecerdasan emosional anak, semakin baik pula penyampaian rangsang antar sel-sel saraf pada otaknya.
  9. Cukupi kebutuhan gizinya. Nutrisi untuk otak, terutama DHA, terbukti berperan dalam perkembangan otak anak pada “periode emas”. Berikan konsumsi jenis makanan kelompok brain food, misalnya makanan sumber protein, untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, berpikir dan kewaspadaan. 
  10. Jaga kesehatan anak. Olahraga atau latihan fisik tidak hanya membuat tubuh anak sehat, tapi juga membuat dia cerdas! Sebab, selain sirkulasi oksigen, gula dan zat gizi menjadi lancar ke seluruh tubuh dan otak, juga akan memicu produksi hormon untuk sel saraf (nerve growth factor). Dengan tubuh sehat, anak memiliki kesempatan luas untuk belajar berbagai hal, serta mengeksplorasi potensi kecerdasan dalam dirinya dengan optimal.
By. Ayah Bunda

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...