Selasa, 24 April 2018

Takut Mengaku Salah

Tanpa disadari, orangtua terkadang bereaksi terlalu keras terhadap tindakan balita yang dianggap salah. Akibatnya ia takut mengakui kesalahannya dan akan sering mengalihkan kesalahan pada adik atau hewan peliharaan.
Melihat mug cantik oleh-oleh sahabat Anda pecah, balita 4 tahun menjawab, “Kucing yang mecahin, Ma…”, ujarnya sambil menunjuk kucing yang sedang tertidur di sudut ruangan.
Paham konsekuensi

Kemampuan anak mengalihkan kesalahannya pada pihak lain biasanya muncul pada usia 3 - 5 tahun. Ini terjadi bisa karena balita dalam taraf coba-coba. Ia pun lantas mencoba mengelabui orang tuanya.
Anak ingin tahu bagaimana reaksi mama atau papanya jika tidak mengakui namun mengalihkan kesalahannya. Syukur-syukur orang tua percaya kibulannya. Dengan cara ini balita biasanya juga mencari perhatian.

Namun, bisa juga ia berbohong karena memahami konsekuensi perilakunya. Ia memilih menunjuk pihak lain karena takut akan konsekuensi dari tindakannya. Mungkin dalam pikiran anak terbesit hukuman apa yang akan diterimanya jika ia berkata jujur, sehingga mau tidak mau, mereka mencari sasaran sebagai kambing hitamnya karena yang aman untuk menjaga kerahasiaan tindakannya.
Korban yang dijadikan kambing hitam oleh anak-anak usia ini umumnya orang atau sesuatu yang dianggapnya aman, atau dianggap tidak mungkin mengadukan yang sebenarnya. Misalnya, adik bayi atau binatang yang kebetulan ada di tempat kejadian, seperti kucing atau kelinci.
Hadiah kejujuran

Jangan panik jika balita 4 tahun berperilaku demikian. Pahami penyebabnya mengapa ia melakukan ini. Apakah anak sedang mencoba mendapatkan perhatian Anda, atau jangan-jangan ia terlalu takut dengan konsekuensi yang biasa Anda terapkan.
Reaksi keras umumnya justru membuat balita semakin segan untuk mengaku. Telaah kembali hukuman yang biasa Anda terapkan. Apakah terlalu berat buat anak atau reaksi Anda malah membuatnya takut.

Ajaklah balita 4 tahun bicara dengan nada tenang. Jelaskan pentingnya kejujuran. Beri pemahaman bahwa Anda sangat menghargai jika ia mau berkata jujur. Katakan bahwa kejujuran lebih penting dari benda yang ia pecahkan. Namun Anda harus konsisten dengan perkataan tersebut. Jika terulang lagi dan balita berkata jujur, Anda harus menghargai kejujurannya. (WIT)
Sumber www.parenting.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...