Senin, 15 Februari 2021

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

Menghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita pukul pantatnya, sehingga sakit, maka selanjutnya kita cukup berkata: “Kalau nakal terus Papa pukul nanti pantatmu”  Anak tidak suka dipukul, jadi dengan berkata begitu saja, besar kemungkinan anak akan berhenti berbuat salah atau menyadari kesalahannya.  Jadi jangan buru-buru menghukum, jangan terbiasa menghukum, jangan asal menghukum dan jangan langsung menghukum.

Saya menjumpai kasuPresentation1s-kasus dimana anak dikurung di kamar mandi, malah keasyikan main air. Anak dikurung di gudang, malah menghabiskan makanan di gudang dan tidur pulas di gudang.  Anak dipukul pantatnya dan berlari sambil menggoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata :”He nggak apa … apa … nggak apa … apa”  Ini terjadi karena terlalu sering dihukum, sudah over dosis.
Contoh:  Misalnya anak bermain dan tidak merapikan mainannya, maka pertama berikan dia ajaran atau nasehat; “Sayang … kalau habis bermain dirapikan ya sayang”  Jika dia tidak melakukan mungkin dia tidak mengerti maka bisa diberikan contoh atau diajak sama-sama merapikan  “Sayang kalau habis bermain… mainan dirapikan ya .. nih mama ajari”  Jika berulang ulang tidak merapikan, kita bisa menghukumnya. Hukuman dilakukan hanya untuk  awal-awal saja mendisiplin anak  dan selanjutnya ‘mengancam’.  Lakukan hukuman, misal pukul pantat satu atau dua kali saja dalam hidup ini, selanjutnya gunakan ‘hukuman’ yang telah dilakukan untuk ‘mengancam’.
Dalam hal mengancam (atau peringatan), jangan mengancam dengan sesuatu yang kita memang tidak  akan melakukannya.
 Contoh;  anak bertengkar di perjalanan, di mobil berebut  tempat duduk dan sebagainya, lalu orang tua mengancam:
Kalau kalian bertengkar terus …Mama akan menurunkan kalian di jalan !”
 Ini ancaman yang ‘mengerikan’ tidak bijaksana, justru membuat anak mempunyai persepsi bahwa orang tuanya ‘sadis’, tidak berperikemanusiaan, tidak memiliki kasih.  Jangan mengancam sesuatu yang tidak akan dilakukan.  Jika  saudara mengancam seperti itu, bisa-bisa anak-anak berbisik-bisik  satu dengan lainnya:
“Mama kita kejam…”  “Ya… kayak  Mama  tiri”    “Jangan-jangan memang Mama tiri”    “OKe …. besuk kita selidiki”
Ancamlah dengan sesuatu ‘yang pernah kita lakukan, misal pukul dan memang jika anak meneruskan kenakalannya kita akan melakukan ancaman tersebut.  Ini cara mengancam yang benar.
Contoh lain, anak berebut chanel TV, dan orang tua mengancam  akan membuang televisi. Ini tidak berhikmat dan tidak produktif.  Bagaimana jika anak sudah bosan dengan TV  kecil atau kuno yang dimilikinya dan dia ingin TV baru seperti milik temannya, jangan-jangan dia akan menantang orang tua nya; “Buang aja”
Ancaman-ancaman yang mengerikan, sesuatu yang tidak akan dilakukan, hanya membuat anak merasakan bahwa orang tuanya bukan sedang ‘mendidik’ tetapi sedang ‘ngamuk’.

 

Kamis, 16 Januari 2020

Anak Saya memiliki Hoby memukul apa yang harus saya lakukan

foto ilustrasi .hibunda.com


Oleh : Kak Pujianto

Salah satu tips mendidik anak adalah  dengan cara memberikan teladan, menurut Ir.Jarot wijanarko Pendiri The happy Holy Kids Edutaimen, dalam bukunya mengatakan “anak-anak adalah peniru ulung, anak akan mengucapkan apa yang dia dengar dan akan melakukan apa yang dia lihat.”
Jadi jangan heran dan bingung kalau suatu hari tiba-tiba anak anda berkata kasar  dan berlaku tidak sopan pada orang lain padahal anda tidak pernah mengajarinya, karena secara tidak sadar ternyata anda pernah melakuka tindakan yang kasar dan tidak sopan kepada pembantu atau suster dan di saksikan oleh anak anda. anak anda akan memelajarinya  dan akan melakukanya juga kepada orang lain atau justru kepada pembantu.
Suatu hari dalam seminar yang saya bawakan di HHK Center beberapa tahun yang lalu, seminar mini yang di khususkan untuk orang tua yang mengantar anak-anaknya melakukan kunjungan ke studio HHK saat itu, ada seorang ibu bertanya kepada saya ”Kak puji.anak saya berumur 15  bulan Belakangan ini  anak saya memiliki  hoby memukul, apa ada saran untuk menghentikanya?
Anak balita umur 13 sampai dengan 36 bulan pada umumnya memang suka memukul, karena itulah cara yang paling sering dilakukan anak untuk menunjukan agresivitasnya.  Apa lagi  bila selama ini banyak film bernuansa kekerasan yang di tontonya di televisi dan mulai menitukan adeganya, Tak heran jika anak merasa kesal, iya lantas mengungkapkanya lewat cara memukul.
Selain karena kemampuan bicaranya masih pas-pasan Balita 13 sampai dengan 36 bulan  memiliki faktor-faktor lain yang menjadi penyebab memiliki hoby memukul, yaitu sifat egosentris  alias masih melihat segala sesuatu dengan sudut pandang sendiri, sarana untuk cari perhatian, upaya membela diri, ataupun karena memiliki energi berlebihan namun bingung mencari  cara guna meluapkan energinya yang berlebihan itu
Saran saya adalah:
·         Cegah prilaku tersebut, saat anak mau memukul, orang tua harus segera menangkap tanganya, Lalu katakan “Stop!! Kamu tau kamu adalah anak baik dan memukul itu tindakan yang tidak baik, karena bisa menyakiti, jangan melakukan itu yah”

·         Beri batasan apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan saat bermain bersama teman-temanya

·         Jelaskan pula kalau ia menginginkan sesuatu yang ada di tangan temanya, mintalah secara baik-baik. Bukanya dengan mendorong atau memukul si teman. Demikian pula jika permainan itu harus antre menunggu giliran maka orang tua menjelaskan kepada anak bahwa dirinya pun harus masuk dalam antrean.

·         Jika anak tetap memukul, orangtua harus segera membawa anak pulang. Jangan menunggu sampai dia melakukannya yang ke 2-3 kali, baru orang tua bereaksi. Berlakulah konsisten.

·         Ajak anak berdialog,Jelaskan, dia boleh bermain mobil-mobilan lagi, asal dia berjanji tidak mengulangi lagi tindakan agresifnya. Cara ini lebih efektif daripada orangtua berteriak-teriak atau bahkan memukul anak.

·         Orang dewasa patut memberikan contoh pada anak, misalnya jangan sampai memotong antrean mobil di jalan, atau ketika berbaris mengambil makanan di acara pesta.

·         Jangan melakukan tindakan yang mirif dengan gerakan memukul, dan jangan biarkan anak anda menonton tontonan yang melakukan adegen memukul

Rabu, 15 Januari 2020

KELUARGA DAN SEKOLAH UNTUK ANAK-ANAK

Tantangan kedepan akan semakin berat, dasyatnya perkembangan digital dan media sosial anak-anak harus benar-banar di suport untuk terus fokus pada pendidikan, pada kemandirian dan karakter yang baik, pasalnya pengaruh dari dunia digital dan sosial media akan sangat dasyat, anak yang tak memiliki dasar yang kuat maka dengan mudah akan terpengaruh. Dimulai dari Keluarga, keluarga harus menjadi pusat terpenting untuk membekali, mendasari kehidupan mereka. setelah keluarga maka sekolah yang juga sangat berperan penting, ketika keluarga dan sekolah bisa menjadi menjadi sumber pendidikan yang baik maka saya percaya anak-anak akan lebih kuat dan mandiri menghadapi perubahan jaman. 

Rabu, 06 November 2019

KENAPA ANAK SAYA DI KELUARKAN DARI SEKOLAH

Beberapa hari ini pikiran saya terusik oleh cerita tentang seorang anak yang di keluarkan dari sekolah, awalnya saya biasa aja tetapi hari demi hari kok pikiran ini selalu tertuju pada masalah ini. 

Bukan karena saya kenal keluarga ini, tapi naluri dari seorang pendidik dan orang yang konsen pada dunia anak.

Beberapa yang menghantui pikiran saya adalah " Se parah apa sih sampai anak itu di keluarkan dari sekolah?" karena sekolah tidak boleh mengeluarkan anak tanpa alasan yang jelas.

Saya tak tau persis kelas berapa anak ini sekarang, yang saya dengar dia duduk di SD, kabarnya dia sangat nakal makanya sampai di keluarkan dari sekolah,  tetapi setau saya anak ini normal-normal  saja karena saya tau dia sejak dari balita. Tetapi kalaupun dia nakal senakal apa sih, apa sih yang sudah dirugikan dari anak ini? kalaupun sampai dia nakal di SD berati sekolah ini sudah GAGAL dalam melakukan pendidikan, karena dari TK dia sekolah di sekolah ini, artinya ini adalah hasil didikan dari sekolah ini juga.sekolah ini yang harus bertanggung jawab. bukan malah di buang tanpa alasan yang jelas.
 
Sebagai pendidik saya sangat terusik dengan masalah ini. Sekolah tidak seharusnya semena-mena terhadap anak didiknya. kalau sekolah tanpa alasan yang tepat dan jelas mengeluarkan anak didiknya artinya sekolah ini sudah semena-mena terhadap anak didiknya maka sekolah ini jelas melanggar aturan hukum pendidikan dan tentunya aturan sistem pendidikan yang berlaku dan sekolah ini harus segera di evaluasi. 

Semoga lembaga / sekolah ini dapat menjelaskanya.

_ Kak Pujianto_

Selasa, 29 Oktober 2019

BERBAGI CERIA DENGAN SAHABAT DI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG

Desember 2017 adalah kenangan yang tak akan di lupakan ketika kami mengunjungi adik-adik di pengungsian, mereka harus di liburkan dari sekolah dan harus meninggalkan tempat tinggalnya akibat erupsi gunung sinabung,  Team Yayasan Anak Ceria Nusantara bersama beberapa relawan menghibur mereka, menciptakan keceriaan, kami berbagi kasih.

 

Rasa kami saat itu bercampur aduk, kami sedih melihat mereka tidur di tempat seadanya, bahkan cerita dari seorang anak kecil perempuan "bukan hanya dingin tapi was-was takut gunungnya meletus dan mengenai mereka"
















Senin, 07 Oktober 2019

APA ITU CERITA DAN DONGENG

Pengertian Cerita, 
Dongeng dan Metode Bercerita

Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi).

Kata Dongeng berarti cerita rekaan/tidak nyata/fiksi, seperti: fabel (binatang dan benda mati), sage (cerita petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar; Mahabharata, Ramayana, saur sepuh, tutr tinular). Jadi kesimpulannya adalah “Dongeng adalah cerita, namun cerita belum tentu dongeng”.

Metode Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. Yang membedakan antara bercerita dengan metode penyampaian cerita lain adalah lebih menonjol aspek teknis penceritaan lainnya. Sebagaimana phantomin yang lebih menonjolkan gerak dan mimik, operet yang lebih menonjolkan musik dan nyanyian, puisi dan deklamasi yang lebih menonjolkan syair, sandiwara yang lebih menonjol pada permainan peran oleh para pelakunya, atau monolog (teater tunggal) yang mengoptimalkan semuanya. Jadi tegasnya metode bercerita lebih menonjolkan penuturan lisan materi cerita dibandingkan aspek teknis yang lainnya.

GURU HARUS PANDAI BERCERITA DI DEPAN ANAK-ANAK, INI PENJELASANNYA

Pernahkah anda membaca atau mendengar sebuah ungkapan ” Seorang Guru yang tidak bisa bercerita, ibarat orang yang hidup tanpa kepala”. Bercerita bagi guru adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki atau di kuasai.

Bercerita bagi guru adalah sebuah cara atau metode yang efektif untuk menyampaikan pesan atau menularkan sebuah pengetahuan bagi anak-anak atau murid dan akan diterimanya dengan senang hati.

Dibutuhkan banyak cerita-cerita yang khusus ditunjukan untuk anak usia dini yang ditulis dari para praktisi pendidikan tersebut atau para penulis cerita yang kompeten di bidangnya agar cerita yang disampaikan mengena pada sasaran bahkan seharusnya cerita yang dibuat secara khusus didasarkan pada material kurikulum pengajaran pada pendidikan AUD yang berlaku, karena pada kenyataanya jarang sekali ditemukan panduan-panduan praktis tersebut padahal pedoman-pedoman tersebut sangatlah dibutuhkan oleh tenaga pendidik di seluruh Nusantara.

Tidak bisa kita pungkiri Pada umumnya banyak guru AUD yang masih terbatas pengetahuannya tentang metode bercerita, teknik bercerita dan tips-tips efektif dalam bercerita. padahal pendidikan anak usia dini sangatlah identik dengan cerita/mendongeng, anak usia dini sangatlah menggemari cerita atau dongeng, bagi pendidikan anak usia dini cerita/dongeng sangatlah efektif untuk mengajar dan memberikan pesan karakter. Mengapa demikian, dengan metode cerita maka yang pertama pesan akan lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia. Seperti contoh cerita-cerita yang kita dengar dimasa kecil masih bisa kita ingat secara utuh sampai kita dewasa. Kedua, melalui cerita manusia diajar untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui.

Molai sekarang belajarlah dan lengkapi diri dengan berbagai tips-tips bercerita

Oleh : Kak Pujianto
IG. @anak_ceria_nusantara


Sabtu, 02 Februari 2019

PENTINGNYA ALAT PERAGA UNTUK ANAK USIA DINI

Sahabat guru dimanapun berada, apa kabar? saya berharap anda semua dalam keadaan sehat, baik dan selalu bahagia.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pentingnya alat peraga bagi pendidikan khususnya bagi anak usia dini.

Alat peraga sangatlah di butuhkan dan merupakan komponen paling penting untuk mengajar di kelas anak usia dini. surve pendidikan menjelaskan bahwa penggunaan alat peraga dalam kegiatan mengajar akan membantu daya ingat dan pemahaman diatas 50% (persen) sedangkan tanpa alat peraga anak hanya mampu mengingat dan memahami apa yang di sampaikan hanya 20% ( persen ) selain itu alat peraga juga membatu menarik perhatian anak, membuat antusia anak dalam mengikuti kegiatan belajar.

Bagaimana agar alat peraga efektif di gunakan untuk membantu kegiatan belajar mengajar? tentunya alat peraga yang memenuhi syarat-syarat tertentu. karena tidak semua alat peraga cocok digunakan, nah mari kita lihat persyaratan APE atau alat peraga yang digunakan.

PERSYARATAN APE UNTUK PROSES PEMBELAJARAN  DI TK/PAUD :

1.Mengandung nilai pendidikan
cocok di setiap tema pendidikan, sesuai dengan tema pembahasan dalam pembelajaran, jangan
memaksakan menggunakan APE kalau memang tidak ada hubunganya.

Sabtu, 19 Januari 2019

SETIAP ANAK PANDAI

Setiap orang mempunyai kemampuan dan kombinasi kecerdasan yang berbeda-beda. Ada yang mempunyai IQ yang tinggi, ada yang pandai menyanyi, ada yang pandai melukis, ada yang pandai musik, dan lain-lain.
Tingkat kemampuan seseorang pun berbeda dengan orang lain. Jangan sedih karena kemampuan anak kita dalam bidang tertentu agak kurang. Tapi yang jelas, setiap orang pasti mempunyai kepandaian atau keahlian dalam bidang tertentu. Bahkan saya lebih senang mengatakan SETIAP ANAK PANDAI!

Kalau kita perhatikan, orang-orang yang sukses belum tentu orang yang pandai secara intelektual atau baik secara fisik. Banyak unsur-unsur yang membuat seseorang berhasil dalam hidupnya. Berikut ini saya akan menceritakan kisah dari beberapa anak cacat, yang akhirnya meraih keberhasilan.
Ayah dari anak ini tidak bekerja dan tidak mempunyai latar belakang sekolah formal. Sedangkan ibunya seorang guru. Ia lahir di Port Huron, Michigan, dan diperkirakan IQ-nya 81 (bodoh). Anak ini didaftarkan ke sekolah dua tahun lebih lambat karena penyakit jengkering (scarlet fever) dan infeksi pernafasan. Akibat penyakit ini maka dia berangsur-angsur menjadi tuli. Dia dikeluarkan dari sekolah setelah bersekolah selama 3 bulan, dan gurunya menyatakan bahwa dia adalah anak yang terbelakang. Ia senang seluk-beluk tentang mesin. Ia juga suka untuk bermain dengan api dan pernah dia bermain api sampai membakar gudang ayahnya. Orang ini cekatan tapi kalau dia berbicara tata bahasanya jelek sekali. Namun demikian dia sangat ingin sekali menjadi ilmuwan atau seorang ahli per-kereta-api-an. Tahukah Anda, siapa anak ini? Anak ini kemudian menjadi salah satu penemu yang terbesar di dunia. Namanya: Thomas A. Edison yang menemukan lampu.
Ada seorang Yunani yang melamar pekerjaan pada suatu kantor. Pada saat wawancara, pewawancara senang dengan kepribadian orang ini dan setuju kalau orang ini bekerja. Namun setelah ditanya, ternyata orang ini tidak bisa membaca maupun menulis. Dia hanya bisa menulis namanya sendiri. Padahal pekerjaan yang sedang dibutuhkan yaitu tukang ketik. Jadi terpaksa lamaran orang ini ditolak.
Tentunya orang ini sedih karena tidak diterima kerja. Singkat cerita orang ini pergi ke Amerika dan tinggal di sana. Di Amerika dia berusaha dan usahanya terus meningkat sampai akhirnya dia menjadi seorang pengusaha yang berhasil. Seorang wartawan ingin menuliskan tentang pengusaha yang berhasil ini. Saat bertemu dan berbincang-bincang, wartawan ini kaget karena ternyata pengusaha ini tidak bisa membaca dan menulis. Dia hanya bisa menulis namanya saja. Wartawan ini berkata, “Wah, Bapak ini luar biasa sekali. Dalam keadaan tidak bisa membaca dan menulis begini, Bapak bisa sukses dan menjadi seorang pengusaha” Kemudian wartawan ini melanjutkan: “Apalagi kalau Bapak dari sejak kecil bisa membaca dan menulis, pastilah Bapak akan jauh lebih berhasil dari sekarang.” Mendengar pernyataan wartawan ini, justru pengusaha ini menggelengkan kepalanya dan mengatakan, “Tidak, tidak! Kalau saya bisa membaca dan menulis dari sejak kecil, saya tidak akan menjadi pengusaha tapi saya akan menjadi tukang ketik.”
Setiap kita pasti mempunyai kemampuan pada beberapa bidang tertentu. Yang harus kita lakukan yaitu mengetahui dimana kemampuan kita dan pakailah kemampuan tersebut serta kembangkan terus. Jangan terlalu konsentrasi kepada kelemahan kita. Charles Allen berkata: “Ingatlah bahwa Anda dibutuhkan. Paling tidak ada satu pekerjaan penting yang harus Anda kerjakan, dan pekerjaan itu tidak akan beres kalau bukan Anda yang mengerjakannya.”
Bob Butera, mantan presiden tim hockey New Jersey Devils, ditanyakan pendapatnya tentang rahasia menjadi pemenang/ orang yang berhasil. Ia menjawab, “Yang membedakan pemenang dengan pecundang adalah bahwa pemenang itu selalu berkonsentrasi pada apa yang dapat diperbuatnya, bukan pada apa yang tak dapat diperbuatnya. Jika seorang adalah pencetak gol yang hebat namun bukan pemain skate yang baik, kami suruh dia untuk hanya memikirkan golnya saja — jangan pernah memikirkan orang lain yang lebih pandai main skate daripadanya.”
Kenyataan dan sejarah membuktikan, justru orang-orang yang sukses ternyata mempunyai banyak kelemahan secara fisik. Sebuah penelitian terhadap tiga ratus orang yang sangat sukses, mengungkapkan bahwa 25% punya cacat, seperti kebutaan, ketulian, atau kelumpuhan anggota badan. Beberapa di antaranya: F. Roosevelt lahir lumpuh, Hellen Keller buta sejak kecil, Glenn Cunningham pernah terbakar sampai parah sehingga dokter mengatakan tidak bisa berjalan lagi tapi pada tahun 1934 dia membuat rekor dunia lari satu mil.
Juga, tidak sedikit orang yang sukses justru mempunyai kondisi fisik yang kurang “menguntungkan” dalam bidang yang diterjuninya itu. Tapi itu semua tidak menghalangi keberhasilan mereka, karena mereka tidak melihat kelemahan mereka. Mereka memiliki ‘kecerdasan’ di bidang lain menutupi ‘kekurangan’ mereka di sisi fisik. Biasanya yang cacat secara fisik memiliki ‘kecerdasan batin’ (kita sekarang mengenalnya sebagai EQ dan ESQ) yang lebih kuat.
Ketika, pianis besar Polandia, Ignace Paderewski mula-mula memilih untuk belajar main piano, guru musiknya mengatakan kepadanya tangannya terlalu kecil untuk menguasai tuts piano. Ignace memiliki ‘hati’ yang besar!

Demosthenes adalah seorang yang gagap. Suatu ketika orang tuanya meninggal. Untuk mewarisi harta dari orang tuanya, dia harus berbicara di dewan kota. Karena dia tidak berani dan tidak bisa berbicara maka hartanya jatuh ke orang lain. Dia bertekat untuk belajar berbicara di depan umum. Dia mengisi mulutnya dengan batu-batu dan berjalan-jalan di tepi pantai sambil berteriak kepada ombak sehingga, meski cacat, akhirnya ia menjadi seorang ahli pidato terkenal di Yunani.
Bagi Inggris, Nelson adalah seorang pahlawan laut terbesar. Tapi ia tidak pernah bisa mengatasi mabuk lautnya yang menyerangnya ketika ia pertama kali naik kapal dan terus-menerus terjadi bila ia naik kapal. red Kak Puji

Senin, 14 Januari 2019

10 CARA EFEKTIF MENGHADAPI KELAS YANG TIDAK BISA DI ATUR

Picture by Blog.sensormatic,com,tr

Semua guru dimanapun berada pasti pengin dong punya murid yang tekun, rajin belajar, rajin ngerjain tugas, gampang di atur dan selalu memperhatikan gurunya saat sang guru sedang mengajar. saya yakin betapa bahagianya sang guru tersebut ketika memiliki murid yang di harapkanya terjadi, selain awet muda anda  juga akan panjang umur,
Namum sebaliknya ketika guru justru menghadapi murid yang susah diatur, suka ribut di kelas, malas belajar, malas ngerjain PR dan suka bolos sekolah, eh, bukanya awet muda guru akan stress setiap hari, dan hari-harinya adalah hari yang penuh dengan masalah.
Tetapi apapun yang terjadi, apapun keadaan muridnya guru harus menghadapinya, dengan lapang dada, dan pantang menyerah, justru dalam kondisi seperti ini guru harus bisa mencari cara yang tepat bagaimana menghadapinya.
Sahabatku, guru-guru yang baik, jangan sedih dan jangan takut, di bawah ini saya PEDOMAN GURU sudah mempersiapkan cara-cara yang efektif bagaimana anda sebagai guru menghadapi anak muridnya.

1. Buatlah beberapa metode mengajar 
Metode belajar yang bervariatif akan sangat membantu anda dalam menghadapi hal hal yang tidak kita inginkan, Ingat seorang guru pasti kita sudah mengerti bukan bahwa setiap murid yang kita ajar memiliki keunikan dan karakternya masing-masing?  oleh karena itu cara menanganinyapun tidak bisa dengan metode yang sama, guru harus bisa mengantisipasi dengan  metode belajar yang lain. Bisa saja di kelas A, muridnya lebih senang belajar dengan metode diskusi bersama. Sedangkan kelas B, lebih senang belajar dengan metode simulasi untuk lebih mengerti. nah dari situlah kita bisa menggunakan metode yang mana yang akan kita pakai, murid juga sangat menyenangi dengan metode yang bervariatif maka dari itu persiapkan berbagai metode-metode sebelum mengajar.

2. Tak Perlu berteriak, cukup beri peringatan secara nonverbal saja
Ketika anda sedang mengajar di kelas kemudian mendapati ada murid yang membuat gaduh dan mengakibatkan kelas yang tadinya tenang berubah menjadi sangat berisik sampai-sampai suara anda tak terdengar lagi maka anda cukup menaruh jari telunjuk anda di depan mulut dan berikan isarat “Jangan berisik” .itulah gesture nonverbal dan terus perhatikan anak tersebut sampai ahir, sampai ahirnya sadar kalau dirinya di perhatikan.
Sebisa mungkin hindari untuk berteriak ya. Ingat, dengan berteriak, selain menguras emosi, secara tidak langsung anda sedang mengajarkan kepada murid bahwa di kelas anda boleh  berteriak. Jadi, cobalah tetap bersikap tenang selalu dan jangan teriak!

3. Hindari kata  “jangan”
Pernah kah anda menghadapi murid yang susah di atur? pasti pernah ya, nah bagaimana cara anda menghadapi murid tersebut? betul, anda pasti memberi peringatan bukan, nah saat anda ingin meperingatkan sebaiknya anda tidak menggunakan ucapan yang berkonotasi negatif
Misalnya saja, saat anda sedang menerangkan di depan kelas, kemudian ada murid yang malah asik ngobrol sendiri dan mengganggu murid yang lain. Apabila anda hanya mengingatkan dengan berkata “jangan berisik!” atau “jangan mengobrol!”, awalnya mungkin murid akan diam. Tapi lama-kelamaan pasti akan mengulanginya lagi, karena tidak ada alasan solutif dari ucapan tersebut.
Sebaiknya saat anda menegur, berikan juga alasan solutifnya mengapa perlu memperhatikan guru seperti misalnya dengan kata “ayo perhatikan ke depan, kalian mau kan mendapat nilai bagus di ujian nanti dan bebas remed?”. Biasanya ini akan lebih ampuh, murid akan diam dan mulai memikirkan akibat yang mereka dapatkan. Akhirnya, murid pun akan lebih menyimak guru deh!

4. Lihat sisi baiknya atau Fokuslah  pada perilaku positif murid kemudian pujilah dia
Sering kali sebagai manusia, kadang kita terlalu fokus dengan keburukan saja dan lupa akan hal positif atau kebaikan yang dilakukan murid. Ingat, seburuk apapun manusia pastii ada sisi baiknya, Nah, coba deh mulai perhatikan lebih seksama sikap murid yang susah diatur. Bisa saja murid itu memang berisik saat di kelas, tetapi di sisi lain selalu rajin mengerjakan tugas atau bahkan sekedar rajin tunjuk tangan untuk bertanya. Sesekali, cobalah untuk memuji perilaku baik ini ya! Murid itu senang sekali lho setiap mendapat pujian, apalagi dari guru.
Ketika murid merasa dihargai sekecil apapun tindakan yang sudah diperbuat, mereka akan senang untuk terus berperilaku baik pula. Eh, tapi bukan berarti hanya fokus memuji ke salah satu murid saja ya! Jangan lupa untuk memuji tindakan murid lainnya, biar tidak disangka “anak emas” oleh murid lainnya. pujian itu sangat besar kuasanya, pujian juga yang akan mengubah perbuatan manusia.

5. Carilah metode khusus untuk anak yang hiperaktif
Mengingat setiap murid memiliki karakter yang berbeda, tidak menutup kemungkinan murid yang susah diatur merupakan anak yang hiperaktif! Buat murid seperti ini, sulit sekali untuk bisa duduk, diam, dan perhatikan guru di depan. Mereka membutuhkan aktivitas yang bisa dilakukan agar energinya dapat tersalurkan. Berhubung di kelas hanya bisa duduk saja, akhirnya murid ini bosan dan akhirnya berisik sendiri.
Cara menanganinya adalah dengan memberikan metode belajar yang banyak melibatkan aktivitas. Bisa dengan mengadakan games, diskusi, atau seperti role playing. Dengan begitu, energi murid bisa tersalurkan secara positif dan bukannya malah mengobrol sama teman.

6. Dengarkan murid anda
Sering kali sebagai guru gengsi, tidak mau mendengarkan muridnya, sesekali anda harus belajar untuk mendengarkan mereka, ngobrolah dengan mereka khususnya murid yang tidak bisa di atur secara personal. Bisa saja, sebenarnya ia punya masalah internal seperti keluarga atau bahkan teman yang membuat dirinya susah fokus untuk di kelas dan jadinya malah mencari perhatian. Dengan mencoba mendengarkan cerita murid, anda akan mendapatkan informasi dan tau kondisi murid tanpa harus bersikap marah terus.
Ketika anda mau mendengarkan dan mulai mengerti mereka maka lambat laun murid akan merasa dekat dengan gurunya dan mulai menghormati anda sebagai guru yang baik.

 7. Beri hukuman positif
Apakah seorang guru boleh menghukum? Boleh! tetapi hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang positif, justru ketika anda tidak pernah menghukum murid yang susah diatur maka tidak mungkin ada perubahan pada murid anda.
Carilah hukuman yang membangun, ingat bukan jamannya lagi guru menghukum muridnya dengan kekerasan. sebelum menghukum buatlah terlebih duahulu kesepakatan bersama bila perlu kesepakatan itu di ketahui oleh orang tua murid. setelah peraturan dan kesepakatan hukuman disetujui oleh semua muridnya maka lakukanlah sesegera mungkin.

8. Berkoordinasi dengan orang tua
Sekolah khususnya wali kelas harus sering-sering mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk mengetahui kebiasaan apa yang di lakukan oleh anaknya agar dapat di ketahui langkah-langkah berikutnya untuk mencari jalan keluar keadaan anaknya di sekolah

9. Jadilah teladan 
Tetaplah jadi teladan bagi muridnya karena murid percayalah perubahan akan di mulai dari anda ketika sang guru memberikan teladan yang baik maka muridpun akan berubah menjadi baik.



10. Tetap sabar dan selalu ceria
Tetaplah sabar dan tenang, karena kesabaran dan ketenanganlah yang mampu membawa anda untuk mencari solusi dan mengubah anak didik atau murid anda. 
Semoga artikel ini akan membantu bapak dan ibu para guru yang baik.

Semoga artikel ini bermanfaat buat anda semua para guru dimanapun berada.

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...