Kamis, 11 Oktober 2012

CARA & TIPS MENDIDIK ANAK


Pedoman Para Guru.blogspot.com.Setiap orang tua pasti menginginkananaknya sukses secara akademik di sekolah, dan merupakan kebanggaan jika anak kesayangannya mendapatkan ranking satu di kelasnya. bahkan tak sedikit orang tua yang memaksakan anaknya untuk belajar setiap hari, bahkan mengikuti bermacam-macam les sampai-sampai lupa akan keterbatasan kemampuan anak.
banyak orang tua yang memaksakan anak untuk mendapatkan rangking karena orang tua sedang terlibat persaingan antar sesama orang tua akan keberhasilan mereka dalam mendidik anaknya untuk meraih rangking pertama  di sekolah.

Dalam buku Anak Cerdas yang di tulis oleh Ir jarot wijanarko pendiri Happy Holy Kids di tulis bahwa menurut Daniel guleman keberhasilan dipengaruhi 80 %kecerdasan hati. artinya orang yang berhasil dagang misalnya bukan yang pintar otaknya saja namun yang hatinya baik.
Kalau kita melihat orang-orang besar dunia, banyak dari mereka yang sukses justru memiliki catatan prestasi akademik yang pas-pasan bahkan bisa dibilang buruk namun mereka sukses di bidangnya, sebut saja Albert Einstein, Charles Darwin atau pemilik raksasa software dunia Bill Gates, pemain golf kelas dunia Tiger Wood dan masih banyak lagi.

Kesimpulanya adalah selain IQ ada kecerdasan lain yang juga tidak kalah besar pengaruhnya terhadap prestasi seorang anak, ada kecerdasan emosi (EQ: emotional quotient), kecerdasan sosial (social quotient) dan yang baru-baru ini banyak di sebut-sebut orang yaitu kecerdasan spritual (spiritual quotient).

Bagaimana cara mendidik anak dalam keluarga


Kenali bakat dan minat anak
Berilah kebebasan bagi anak untuk mengikuti beberapa kegiatan extrakulikuler di sekolah atau di lingkungan rumah, seperti sepak bola, bulutangkis, berenang, bela diri menyanyi bermain musik, melukis dan lain sebagainya. Dari kegiatan ini kita bisa menggali bakat dan minat anak.

Jangan membanding-bandingkan anak
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, mempunyai kelebihan dan kekurang masing-masing, ada anak yang kurang dalam hitungan tetapi memiliki kelebihan dalam bahasa, tidak bisa kita membandingkan dengan saudaranya yang memiliki prestasi baik dalam matematika tetapi buruk dalam kesenian.

Ajari anak dengan keteladanan
Kita tidak bisa memaksa anak untuk mengosok gigi setiap menjelang tidur kalau kita sendiri sebagai orang tuanya tidak pernah melakukan hal itu, ajaklah anak untuk melakukan shalat lima waktu dengan memberi contoh melaksanakan shalat, begitupun dengan kejujuran dan akhlak yang baik.

Kompaklah dalam medidik anak
Jika si Ibu menyuruh anaknya untuk belajar, maka si Ayah jangan membiarkan anaknya untuk terus-menerus bermain game. Ayah dan ibu harus memiliki visi dan misi yang sama dalam mendidik anak.

Sediakan waktu yang cukup bersama anak
Jangan berikan waktu sisa untuk anak, luangkan waktu untuk menjalin kebersamaan bersama anak karena sudah menjadi hak anak untuk meminta waktu dari orang tuanya, jangan biarkan anak untuk lebih memilih lingkungan lain di luar keluarga dalam mengemukakan unek-uneknya karena bukan tidak mungkin malah mendapatkan saran-saran negatif dari lingkungan pergaulannya.

Perlakukan anak secara postif
Jangan pernah mengatakan sesuatu yang negatif terhadap anak kita misalnya : "dasar bodoh begini aja nggak bisa...!" perkataan orang tua adalah doa, berusahalah untuk menghargai anak secara positif, puji dan beri penghargaan terhadap anak apabila anak kita melakukan hal-hal yang baik karena hal ini akan menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak adalah anugerah dan titipan bukan beban, perlakukan anak sebagai individu yang memiliki hak yang sama seperti orang dewasa lainnya, jangan paksakan anak untuk menjadi sesuatu yang diinginkan orang tuanya, jangan menekan anak untuk selalu mendapatkan nilai akademik yang hebat dalam matematika padahal sebenarnya anak kita mempunyai kemampuan lebih dalam seni musik dan bahasa. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menggali dan mengoptimalkan kemampuan anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki anak.

Di ambil dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOLEH MENGHUKUM ANAK, SELANJUTNYA?....

M enghukum ‘harus’ dilakukan selanjutnya cukup mengancam, tidak perlu dan tidak harus selalu menghukum. Jadi misal anak nakal, dulu kita puk...